Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Tuesday, February 8, 2011

Petani Padi Sekitar Merapi Terancam Bangkrut


Aliran air tidak berfungsi karena bercampur dengan material vulkanik.
VIVAnews - Banjir lahar dingin lereng Gunung Merapi mengganggu sistem air bagi lahan pertanian yang menghampar di sekitar lereng. Aliran air tidak berfungsi karena bercampur dengan material vulkanik.

“Yang merasakan bukan saja petani di Sleman, namun petani di Bantul yang selama ini mengandalkan pasokan air dari selokan Mataram,” kata Widi Sutikno, Kepala Dinas Sumber Daya Air, Energi dan Mineral Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu, 29 Januari 2011

Untungnya, lanjut Widi kesulitan air sementara ini sedikit tertolong oleh hujan yang sering turun belakangan ini. Tapi, Widi tidak dapat membayangkan kekeringan parah yang bakal terjadi bila musim kemarau tiba.

“Kami menghitung sekitar 19.900 hektar lahan pertanian yang ada di Bantul dan Sleman termasuk Yogyakarta akan kesulitan mendapatkan pasokan air untuk irigasi saat musim kemarau mendatang,” katanya.

Di Kabupaten Sleman saja tercatat sebanyak 62 bendungan rusak. Bendungan-bendungan ini berada di sepanjang sungai yang berhulu di Merapi.

Bendungan yang rusak memang akan segera diperbaiki pemerintah setempat. Tapi, tidak bisa dilakukan serentak agar cepat  menyelesaikan masalah. Dengan berbagai pertimbangan, pemerintah akan memperbaiki secara bertahap. Tahap pertama, yakni Bendungan  Pancuran Ringin, Sawahan, Samberembe, Sempu I, Lodenan, dan Widoro.

“Perbaikan belum bisa dilakukan (seluruhnya) karena terjangan lahar dingin masih berlangsung selama hujan deras, kami mengajukan dana sebesar Rp23 miliar untuk perbaikan pengairan,” kata Widi.

Riyadi Martoyo, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, menambahkan para petani saat ini masih tertolong oleh hujan sehingga musim panen mendatang masih bisa dilakukan.

Yang jadi masalah ialah ketika musim kemarau nanti. Tapi, agar petani tidak terlalu sengsara, Riyadi menyarankan agar mereka mengganti padi menjadi tanaman sayuran dan palawija yang nilai jualnya juga tinggi. vivanews.com

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP