Surabaya (ANTARA News) - Sepuluh orang asing menari tarian khas Surabaya "Lenggang Suroboyo" di STIE Perbanas Surabaya, untuk mengenang masa tugasnya selama bekerja sama dengan kampus berbasis ekonomi itu.

"Sepuluh orang sukarelawan asing itu berasal dari Amerika, Rumania, India, Inggris, Irlandia, Brazil, dan Australia," kata Kepala Unit Kerja Sama STIE Perbanas Surabaya, Rovila El Maghviroh, saat ditemui di "Farewell Party" Para Sukarelawan IBM di STIE Perbanas Surabaya, Jumat.

Menurut dia, 10 orang asing berbagai negara tampak anggun dan gagah ketika mengenakan kebaya dan pakaian tradisional di acara tersebut.

"Kegiatan ini, juga diramaikan dengan alunan musik gamelan dan tarian `Lenggang Suroboyo`," ujarnya.

Ia menjelaskan, agenda yang ditata apik untuk terus mengingat kenangan bertugas di Indonesia khususnya di Surabaya ini, karena Sabtu (23/10) 10 orang asing itu bertolak ke negerinya masing - masing.

"Ada yang kembali ke Amerika Serikat dan mungkin ditempatkan IBM ke negara lain sebagai `International Manager`," paparnya.

Selama ini, ia menyebutkan, 10 orang sukarelawan perusahaan yang memproduksi dan menjual perangkat lunak - keras itu membantu pengembangan pendidikan, informasi teknologi, dan sosial di kampus tersebut.

"Selain itu, mereka membantu di ITS dan Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)," tuturnya.

Ia optimistis, pengadaan program ini dapat memberikan manfaat bagi para sukarelawan maupun kalangan civitas akademika yang menjadi tuan rumah.

"Sementara itu, bagi pelanggan program itu bisa mempertinggi kompetensi, profesionalisme, dan belajar hal baru dalam hubungan kemanusiaan secara universal," katanya.

Di sisi lain, "Country Manager Marketing" IBM Indonesia, Hartini Harris menambahkan, setiap dibuka pendaftaran sukarelawan semacam ini perusahaannya mendata sekitar 7.000 karyawan.

"Namun, sesuai hasil tes seleksi yang ketat hanya lulus 500 orang," ucapnya.

Upaya ini, kata dia, wujud dukungannya menciptakan dunia yang lebih baik untuk mengatasi berbagai permasalahan dunia. Salah satunya, mengirim sejumlah karyawan terpilihnya ke Indonesia termasuk Surabaya.

"Sebelum tiba di Surabaya, para sukarelawan belajar kebiasaan, budaya, bahasa, tujuan proyek, kondisi sosio-ekonomi, dan politik Indonesia," katanya.(*) Sumber

(ANT-071/C004/r009)