Surabaya (ANTARA News) - Karikaturis ternama Australia, Anthony Raftopoulos atau dikenal Tony Rafty menampilkan sejumlah karya karikatur di Surabaya karena ingin mengajak pecinta seni mengenang perjuangan rakyat "Soerabaia" tahun 1945.

"Saya bangga bisa datang ketiga kalinya di Indonesia terutama di Surabaya," kata pria berusia 95 tahun itu saat membuka Pameran Sketsa, Surat, dan Karikatur berjudul "Soerabaia" 1945, di Galeri Seni AJBS Surabaya (10 - 20 November 2010), Rabu malam.

Apalagi, jelas dia, saat ini kunjungannya bertepatan dengan peringatan ke-65 Hari Pahlawan Indonesia. Kesempatan tersebut menjadikan pria pemilik 15.000 karya yang telah dipamerkan di seluruh dunia itu bisa bernostalgia semasa berada di Surabaya.

"Ketika tinggal di Indonesia, saya sering bepergian dengan Presiden Soekarno," ujar saksi mata sejumlah peristiwa bersejarah termasuk pertempuran Surabaya.

Ia mengaku, pernah terbang ke Surabaya bersama Soekarno dan para menterinya untuk merundingkan perjanjian perdamaian dengan Pemimpin Angkatan Bersenjata Inggris, Brigadir Jenderal A. W. Mallaby.

"Saat itu, pesawat yang kami tumpangi ditembaki 18 kali sebelum mendarat dengan selamat di Kota Pahlawan," kata pria yang juga mantan "caddy Sydney Golf Club" tersebut.

Mengenai koleksi Indonesianya, ia menyebutkan, merupakan kunci perngorbanan yang diderita bangsa Indonesia selama memperjuangkan kemerdekaan. Mayoritas kreasinya dibuat selama tinggal di Indonesia pada tahun 1945 ketika bekerja di Harian Sydney "The Sun". Karya ini juga menyoroti dukungan Australia yang lebih luas pada masa perjuangan kemerdekaan nasional 1945 misal diskusi Soekarno bersama para menteri.

"Ada juga sketsa pertempuran di Penjara Surabaya 1945, Jenderal R. Soedirman memimpin pemberontakan Indonesia di Surabaya, dan pertempuran jalanan di Surabaya," katanya.

Ia optimistis, melalui karyanya warga Indonesia dan Australia dapat belajar tentang hubungan antarbangsa yang kukuh. Hubungan bilateral tersebut bisa menjadi kekuatan tersendiri ke depan.

"Eratnya hubungan Indonesia - Australia tampak dari kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Australia (Maret 2010) dan Perdana Menteri Julia Gilliard ke Indonesia (3/11)," katanya.

Mengutip pernyataan Julia Gilliard di Jakarta, ulas dia, Australia berada di belakang rakyat Indonesia saat memperjuangkan kemerdekaannya selama enam dasawarsa.

"Dengan hubungan tersebut, kami yakin Indonesia - Australia dapat membangun masa depan yang lebih baik bila dilakukan secara bersama - sama," katanya.(*) Sumber
(ANT-071/R009)