Tembang Gamelan Mengalun Merdu di Katedral Carlisle
London (ANTARA News) - Tembang Gamelan Jawa mengalun merdu di Katedral Carlisle, di bangunan megah pada tahun 1123 M, terasa semakin sakral dengan alunan gamelan yang memukau 300 pengunjung yang menyaksikan pertunjukkan malam itu.

Pertunjukan gamelan tersebut, merupakan acara utama "An Indonesian Evening" yang dimotori Cumbria Inter-faith Forum (CIF), suatu wadah komunikasi antar umat beragama di Cumbria, wilayah di bagian utara England, satu dari empat region yang membentuk United Kingdom of Great Britain, ujar Sekretaris Satu KBRI London Novan Ivanhoe Saleh kepada Antara London, Rabu.

Pertunjukan gamelan mengawali National Interfaith Week yang bertujuan untuk meningkatkan profil dialog antar agama di berbagai kelompok masyarakat guna mendorong kerukunan antar umat beragama di Inggris.

KBRI London, juga aktif berpartisipasi dan mendukung penuh acara malam ini, antara lain dengan memamerkan barang-barang kerajinan khas Indonesia dan pakaian adat Indonesia serta brosur-brosur tujuan wisata di Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, wakil KBRI London juga telah menyampaikan apresiasi yang sangat mendalam atas inisiatif warga setempat dalam meningkatkan pemahaman dan dialog antar berbagai kelompok agama, khususnya di Cumbria.

Menurut Novan Invanoe, Indonesia dipakai sebagai tema utama yang mengawali rangkaian kegiatan inter-faith selama satu minggu, khususnya di Cumbria , berdasarkan pada pemikiran Indonesia satu-satu negara di dunia yang mencantumkan harmoni antar umat beragama di dalam konsititusinya.

Selain pertunjukan gamelan, dibacakan juga ayat-ayat dari tujuh agama/aliran kepercayaan, yang menunjukan bahwa setiap agama/aliran kepercayaan memiliki prinsip dasar yang sama serta mendorong kerukunan kehidupan antar agama.

Ayat-ayat tersebut dibacakan oleh wakil dari agama/aliran kepercayaan di Cumbria , yaitu Islam, Nasrani, Yahudi (Judaism), Hindu, Budha, Sikh dan Baha'i.

Forum dialog antar umat agama di Cumbria didirikan atas respon terhadap peledakan bom di London pada tahun 2005, yang diharapkan dapat menjadi sarana dalam membangun dialog dan jaringan kerjasama antar agama serta sebagai forum komunikasi antar kelompok agama di Cumbria.

Panitia juga berhasil mengumpulkan sumbangan sebesar 640 Pounsterling dari para pengunjung yang akan diberikan kepada korban bencana alam Tsunami di Mentawai dan Gunung Merapi yang akan disalurkan melalui KBRI London. (ZG/K004) Sumber