Ratusan Warga Kembali Mengungsi Mendengar Gemuruh Merapi
Boyolali (ANTARA News) - Ratusan warga Dusun Sepi, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu petang, panik dan kembali mengungsi, setelah mereka mendengar suara gemuruh dari puncak Gunung Merapi.

Menurut Kepala Desa Jrakah, Tumar, sekitar tiga ratusan warga Dusun Sepi sempat panik berlarian mengungsi setelah terdengar suara gemuruh dan getaran dari puncak Merapi.

Warga Dusun Sepi saat ini, dan mereka masih mencari tempat yang aman untuk mengungsi di Dusun Tritis dan di Kecamatan Selo yang berada di bawahnya dusun itu.

Namun, kata Tumar, suara gemuruh Merapi itu, terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, tetapi di puncak terlihat tidak mengeluarkan semburan awan panas.

"Asap Merapi berwarna putih kecokelatan ke arah barat. Namun, warga sempat panik kemungkinan mereka trauma dengan kejadian pada Jumat (4/11)," kata Tumar.

Menurut Tumar, kondisi Merapi hingga pukul 19.30 WIB ini, puncak terpantau cerah dan asap putih keluar dari puncak ke arah barat.

Menurut Kepala Dusun II Jrakah, Tumari, suara gemuruh terdengar keras sekali dari Dususn Sepi yang jaraknya sekitar empat km dari puncak membuat warga ketakutan.

Namun, suara gemuruh berpusat di Gunung Merapi tersebut beberapa saat kemudian lahar dingin meluncur dari puncak masuk ke Sungai Apu dan Juweh, dekat Dukuh Sepi.

Warga kemudian kembali mengungsi dan menyelamatkan diri ke Dusun Tritis dan Kantor Kecamatan Selo. Mereka yang kembali mengungsi kebanyakan masih trauma, katanya.

Sementara Komandan Rayon Militer (Danramil) Selo, Kapten (Inf) Kasmadi, membenarkan adanya warga Dukuh Sepi yang mengungsi ke kantor kecamatan setempat.

Para pengungsi tersebut saat ini masih ditampung di sejumlah tempat pengungsian, ada ynag di Dusun Tritis dan sebagian berkumpul kecamatan.

Luwarno, relawan Merapi mengatakan, warga Dusun Sepi sebaiknya meninggalkan kampung dan pengungsi karena, Dusun Sepi memiliki jarak sangat dekat sekali atau sekitar 3,5-empat Km dari puncak.

"Dusun ini masuk zone larangan atau radius bahaya Merapi lima Km. Maka, warga diimbau tetap bertahan di pengungsian," kata Luwarno.(*) Sumber
(U.B018/S019/R009)