Petani Merapi Mulai Tanam Sayuran
Seorang warga menyiram padinya dengan pastisida saat Gunung Merapi kembali meletus ( ANTARA/Akbar Nugroho Gumay)
Magelang (ANTARA News) - Sejumlah petani lereng barat puncak Gunung Merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengaku, mulai menggarap lahan pertanian terutama untuk ditanami sayuran sekitar sebulan mendatang.

"Kira-kira sebulan lagi baru bisa menggarap lahan, karena sekarang masih membereskan rumah dari abu vulkanik dan membersihkan pekarangan dari pasir yang tebal," kata Susanto (35), warga Dusun Grogol, Desa Mangunsoko, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng, di Magelang, Senin.

Sebelum Merapi meletus pertama pada 26 Oktober 2010, katanya, dirinya menanami lahannya seluas tiga ribu meter persegi dengan lombok, buncis, dan kacang panjang.

Lomboknya, katanya, ketika itu siap panen dengan harga di tingkat petani Rp9.000 per kilogram, sedangkan buncis dan kacang panjang dua bulan lagi panen dengan harga masing-masing Rp2.500 dan Rp3.000 per kilogram.

"Harga sekarang kami tidak tahu lagi, karena selama ini berada di pengungsian dan tidak bisa mengurus pertanian, termasuk tidak tahu perkembangan harga," katanya.

Modal menanam sayuran itu, katanya, ketika itu berasal dari kredit salah satu bank dan koperasi setempat dengan jumlah total sebesar Rp7,5 juta.

Setelah rumah dan perabotnya bersih dari abu dan tertata, sedangkan pekarangan bersih dari pasir dan pohon-pohon yang tumbang, katanya, akan memulai mengolah pertaniannya.

"Untuk jangka pendek akan menanam mentimun, cesin, bayam, kangkung, yang kira-kira 1,5 bulan panen, jangka menengah lombok, terong, dan tomat antara dua hingga empat bulan panen," katanya.

Tetapi, katanya, dirinya kesulitan untuk mendapatkan bantuan modal mengolah lahan pertanian pascabencana Merapi.

"Belum tahu modalnya dicari dari mana, tetapi sejak sekarang saya sudah merencanakan penanaman untuk jangka pendek dan menengah," katanya.

Petani Dusun Kajangkoso, Desa Mangungsoko, Sutar, mengaku, tanaman lombok seluas seribu meter persegi rusak diterjang hujan abu vulkanik Merapi secara bertubi-tubi beberapa waktu lalu.

"Tanaman yang seribu meter persegi hancur dan belum panen, yang seribu meter persegi lainnya sudah petik beberapa kali dengan harga terakhir Rp15 ribu per kilogram," katanya.

Tanaman lainnya sebelum Merapi meletus, katanya, bunga kol, tomat, dan sawi yang belum sempat dipanen.

Ketika itu, katanya, dirinya menanam beberapa jenis sayuran itu dengan modal sendiri sekitar empat juta rupiah.

"Rencananya sebulan lagi mulai tanam lombok, cesin, dan sawi. Tetapi belum tahu modalnya dari mana, kemungkinan harus mencari pinjaman ke bank," katanya.

Sutar yang selama ini mengungsi di Balai Kelurahan Sawitan sekitar 50 kilometer barat puncak Merapi dan sejak akhir pekan lalu pulang ke rumah bersama isteri dan dua anaknya.

Petani setempat lainnya, Eri Handoyo, sebelum Merapi meletus sudah dua kali memanen lombok di lahannya seluas dua ribu meter persegi, sedangkan kacang panjang belum bisa panen karena masih berumur dua minggu. Usia panen kacang panjang sekitar dua bulan.

"Ketika itu harga cabai hijau besar empat ribu rupiah per kilogram, sedangkan kacang panjang Rp2.500 per kilogram. Modal menanamnya ketika itu lima juta rupiah meminjam dari bank," katanya.

Ia mengaku, saat ini tidak bisa mengembalikan modal pinjaman dari bank itu karena letusan Merapi telah menghancurkan lahan pertaniannya tak jauh dari alur Kali Senowo.

"Kalau rumah sudah beres, saya rencana akan tanam lombok, terong, dan buncis, hanya saja belum tahu modalnya dari mana lagi mencarinya," katanya.

Seorang petani Dusun Tangkil, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, di sekitar aliran Kali Lamat, Gimin, mengatakan, sebelum Merapi meletus sudah tiga kali panen cesin dan kacang panjang yang masing-masing seharga Rp3.000 per kilogram.

Selain itu, katanya, panen lombok rawit keriting di lahan seluas seribu meter persegi selama beberapa kali dengan harga Rp18 ribu per kilogram.

"Ketika itu saya dengan modal sendiri dua juta rupiah, untuk modal menanam pascabencana ini kami belum tahu dari mana, harapan kami ada bantuan dari manapun sebagai modal menanam sebulan lagi," katanya.

Ia mengaku, akan menanam sayuran berumur cukup pendek antara satu hingga dua bulan panen seperti kacang panjang dan cesin pascabencana Merapi. Sumber
(ANT/A024)