Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Wednesday, August 18, 2010

Siraman Pusaka Keraton

Setiap hari pertama Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon di bulan Muharam atau Suro, Keraton Yogyakarta melakukan jamasan(mencuci) pusaka. Ini melambangkan sebagai perwujudan pembersihan ruh dan jiwa. Sebagian masyarakat menyakini air bekas jamasanmengandung banyak berkah sehingga banyak yang berebut untuk mendapatkannya.
Menurut GBPH H Joyokusumo, Pengageng Kawedanan Hageng Panitrapura Keraton Yogyakarta Hadiningrat, tradisi ini sengaja dilestarikan oleh pewaris Kerajaan Mataram Islam yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman. Pusaka yang di-jamas di antaranya, keris, tombak, pedang dan kereta kencana. ''Tradisi ini terus di-uri-uri,'' kata Joyokusumo pada Jamasan, Jumat Kliwon (2/1/2009).
Hari pertama jamasan dilakukan secara tertutup oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X, sentono dalem, dan keluarga kraton Yogyakarta. Pusaka yang di-jamas di antaranya, tombak Kanjeng Kyai Ageng Pleret, Kanjeng Kyai Ageng Baru, Kanjeng Kyai Ageng Megatruh, Kanjeng Kyai Ageng Gondotapan, dan Kanjeng Kyai Ageng Godowedono.
Sedangkan keris di antaranya, Kanjeng Kyai Ageng Kopek, Kanjeng Kyai Ageng Joko Piturut, Kanjeng Kyai Ageng Purbaniat dan Kanjeng Kyai Ageng Toya Tinabang.

Jamasan di hari kedua dilakukan abdi dalem dan terbuka untuk umum. Pusaka yang di-jamas di antaranya, kereta Kanjeng Nyai Jimat yaitu kereta buatan Portugis tahun 1750. Kereta ini merupakan kereta pusaka tertua Keraton Yogyakarta yang dipakai semasa kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono I-III. Serta Kanjeng Kyai Harsunobo yang digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono VII.

Jamasan pusaka, khususnya kereta yang dilakukan di halaman Museum Kereta Keraton, Jalan Rotowijayan Yogyakarta ini didatangi banyak orang yang ingin menyaksikan dan mengambil air bekas jamasan. Menurut kepercayaan mereka air tersebut bisa mendatangkan berkah.

Setiap jamasan disediakan berbagai macam sesaji yaitu jajanan pasar, nasi tumpeng dan gudangan, jenang baro-baru (rupa-rupa), kendi berisi air dan bunga, seekor ayam jantan hidup, telur, ingkung ayam cemani dan kampung, kemenyan, kloso bongko (tikar pandan), dan kembang setaman.  Sumber

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Leave a Message In Here

Book Store


Masukkan Code ini K1-7Y291Y-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Archives

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP