Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Saturday, September 18, 2010

Berburu Batu Akik Di Ujung Malioboro

KOTA JOGJA: Malioboro memang jantungnya kota Jogja. Kita dapat menemukan berbagai macam kerajinan tangan yang menarik dan cocok untuk cinderamata. Di Sepanjang Jalan Malioboro, mulai dari tempat parkir malioboro hingga ujung jalan, Kawasan Bank Indonesia Jogjakarta. 

Saat berkunjung ke Malioboro, jangan pernah melupakan untuk menikmati ujung Malioboro. Di sini, selain dapat menikmati berbagai macam gedung peninggalan Belanda kita dapat menemukan batu-batuan akik yang digunakan untuk mata cincin.

Tepatnya di seberang depan Kantor Bank Indonesia, terdapat berderet puluhan penjual batu akik dengan berbagai jenis yang menarik. Di sini kita dapat menemukan batu akik dengan berbagai jenis, seperti yahman madu dan fosil. Selain akik, di sini juga dijual batu permata dengan jenis jenis kecubung dan batu mulia dengan jenis zamrud dan safir.

"Saya menjual berbagai macam jenis batu, khususnya batu akik," ujar Muhammad Sirajudin ketika ditemui di tempat usahanya.

Kawasan ujung Maloboro ini memang menjadi pusat penjualan batu-batuan untuk mata cincin di jogja, khususnya batu akik. Di sini terdapat 25 pedagang batu akik yang menggelar dagangannya mulai pukul 08.00-22.00 WIB.

Batu akik ini didatangkan oleh pedagang dari Sukabumi dan pacitan. Pedagang selalu mendatangkan batu akik setiap bulan sekali dengan harga Rp 80ribu per kodi untuk jenis yahman madu dan Rp 45ribu untuk jenis fosil setiap kodinya.

"Saat ini, penjualan batu akik bisa dibilang lesu," ungkap M. Sirajudin.

Menurut pria kelahiran Pamekasan 1 April 1979 ini, omset penjualan beberapa bulan ini sepi. "Omset pendapatan kami hanya Rp 2,5Juta per bulan. hal tersebut berbeda dengan tahun-tahun lalu yang lebih ramai. Tahun-tahun sebelumnya, dalam satu hari kalau memang benar-benar ramai omset penjualan dapat mencapai Rp 1Juta per hari. Walaupun omset untuk penjualan batu seperti ini tidak dapat dapat dipastikan, tegas M. sirajudin. 

Turunya omset penjualan batu apabila di Jogja malah terdapat event-event besar. Seperti saat ini, adanya sekaten menurut Sirajudin mengurangi pembeli. Hal tersebut Karena masyarakat lebih tertarik untuk mengunjungi sekaten di banding melihat batu-batuan. Selain itu, cuaca juga menjadi kendala yang utama. pada saat musim hujan , pembeli dapat dipastikan sepi.

Untuk pembeli, biasanya datang langsung. Kebanyakan pembeli adalah masyarakat lokal. Selain masyarakat lokal, wisatawan mancanegara ternyata juga banyak yang tertarik, walaupun tidak sebanyak masyarakat lokal. Batu akik tetap menjadi pilihan wisatawan mancanegara karena merupakan batu khas Jawa. Sumber

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Leave a Message In Here

Book Store


Masukkan Code ini K1-7Y291Y-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Archives

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP