Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Wednesday, September 15, 2010

PABRIK TEGEL KUNCI - Mengenal Produksi Ubin-Ubin Klasik

Pabrik Tegel Kunci
Sebuah pabrik legendaris yang ikut ambil bagian dalam produksi simbol kemewahan masa lalu dan kini. Berdiri sejak tahun 1929, Pabrik Tegel Kunci menghasilkan ubin-ubin klasik yang turut menghiasi lantai Kraton Yogyakarta.

Pabrik Tegel Kunci, Mengenal Produksi Ubin-Ubin Klasik

Jalan Pathuk yang selama ini hanya dikenal industri bakpia yang berkembang sejak tahun 1920-an ternyata juga memiliki industri lain yang mulai berkembang pada periode yang sama. Adalah Pabrik Tegel Kunci, sebuah pabrik yang berdiri sejak sejak 16 Desember 1929 dan memproduksi ubin-ubin bernuansa klasik dengan motif unik. Mengunjungi pabrik ini, anda akan mengetahui bagaimana ubin sebagai sebuah simbol kemewahan diproduksi.
Pabrik Tegel Kunci dapat dijangkau dengan berjalan ke arah barat dari toko penjualan Bakpia Pathuk 25. Sebuah plang besar bertuliskan "Pabrik Tegel dan Beton Kunci" akan dijumpai di sebelah kiri jalan sebagai penanda bahwa anda telah sampai. Dulu, pabrik ini memang memproduksi beton, tetapi sekarang memilih memfokuskan pada produksi tegel, jenis ubin yang terbuat dari bahan dasar berupa campuran pasir dan semen yang dihiasi dengan pewarnaan polos dan bermotif.
Begitu sampai, anda akan disambut oleh pekarangan luas dan bangunan bercorak Eropa. Wajar, sebab pabrik ini memang semula didirikan oleh dua warga negara Belanda yang tinggal di Indonesia, yaitu Louis Maria Stacker dan Julies Gerrir Corrane. Memasuki bagian depan pabrik yang semula bernama "Firma Tegelfabrik Midden Java" ini, anda dapat melihat tegel-tegel unik yang diproduksi pada awal berdirinya pabrik ini karena tegel-tegel itu dipasang pada lantai ruang tamu.
Menuju bagian dalam pabrik, anda dapat melihat langsung proses produksi tegel yang dikerjakan oleh 30-an pekerja. Hingga kini, pembuatan tegel di pabrik ini masih memakai cara yang diterapkan sejak puluhan tahun lampau. Secara umum, proses produksi meliputi tahap pengayakan bahan, pencetakan, penyablonan untuk memberi warna, pengeringan awal, perendaman, pengeringan akhir dan pengepakan. Semua dikerjakan masih dengan mesin sederhana, jadi mengandalkan keahlian pembuat.
Di bagian paling kiri, anda bisa melihat proses pencetakan dan penyablonan. Meski terlihat sederhana, proses itu sebenarnya rumit, sebab tegel terdiri dari 4 lapisan, yaitu matras, kalungan, kancingan dan stempel. Pekerja harus membuat formula berbeda untuk setiap lapisan. Untuk matras, perbandingannya adalah 7 ember pasir dan 1 ember semen, sementara untuk stempel mesti ditambah cat. Semakin rumit ketika membuat tegel bermotif, sebab harus membuat pola dari lempengan besi dahulu.
Menuju ke sebelah rak pengeringan awal, anda bisa melihat bak perendaman. Bak itu digunakan untuk merendam tegel yang telah melalui pengeringan tahap awal. Perendaman selama 24 jam berfungsi untuk merapatkan pori-pori tegel dan memperkuat strukturnya sehingga tak mudah pecah. Setelah direndam, barulah tegel memasuki tahap pengeringan akhir selama 4 - 5 hari di rak yang terdapat di sebelah kanan bak perendaman.
Jika ingin melihat hasil akhirnya, anda bisa menuju ke ruang pameran yang berada di sebelah timur ruang produksi. Di sana, anda bisa melihat koleksi tegel menarik, seperti tegel-tegel bermotif bunga, daun dan batik. Ada pula tegel-tegel yang akan membentuk objek tertentu (misalnya kupu-kupu) jika dirangkai, jadi seperti puzzle. Banyak tegel-tegel bermotif produksi pabrik ini yang menghiasi lantai bangunan bersejarah, diantaranya Kraton Yogyakarta, Gedung Wilis, dan bangunan tua lainnya.
Selain menikmati proses produksi, anda juga bisa mengetahui sejarah pabrik tegel legendaris ini jika bercakap dengan beberapa pekerja atau pemiliknya. Selama puluhan tahun berdiri, pabrik ini berkali-kali berganti pemilik. Tanggal 24 Oktober 1931, seorang warga negara Indonesia bernama Lim Ing Hwie menggantikan Julies, sementara Louis bertahan hingga akhir penjajahan Belanda. Saat maraknya pengambilan aset perusahaan milik Belanda, pabrik ini ikut diambil negara dan baru dikembalikan pada ahli warisnya pada tahun 1973.
Jika menginginkan, anda pun bisa membeli tegel dari pabrik ini untuk menghiasi lantai rumah anda. Tegel polos dijual dengan harga Rp 59.000,00 / m2 sedangkan tegel bermotif dengan warna dominan gelap dijual dengan harga Rp 159.000,00 / m2. Menggunakan tegel sebenarnya lebih menguntungkan daripada porselen karena tegel memiliki pori-pori sehingga tidak pecah jika panas, berbeda dengan porselen yang mudah pecah.

Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Photo: Sigit Nugroho
Artistik: Singgih Dwi Cahyanto
Copyright © 2006 YogYES.COM

Catatan:
Selain Pabrik Tegel Kunci, di Yogyakarta juga ada pabrik tegel lain yang bahkan sudah mendapat sertifikat ISO 9001:2000 untuk sistem manajemen kualitas, yaitu Diamond Baru. Info lengkap ada di 
www.yogyes.com/diamond-baru-tile

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Leave a Message In Here

Book Store


Masukkan Code ini K1-7Y291Y-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Archives

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP