Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Monday, October 25, 2010

Menikmati Peninggalan Kerajaan Madura

Menikmati Peninggalan Kerajaan MaduraSumenep - Mengunjungi Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur, akan membawa terawangan ke masa lalu. Saat ini, bangunan utama Keraton Sumenep yang terdiri atas dua lantai itu menjadi bagian dari rumah dinas bupati setempat.

Namun, peninggalan masa silam tersebut masih terawat dengan baik dan menjadi salah satu obyek wisata andalan Sumenep yang setiap hari dipastikan ada orang yang mengunjunginya.

Saat ini, bangunan utama Keraton Sumenep yang dibangun pada tahun 1792 itu tidak ditempati, karena bupati dan keluarganya tinggal di rumah dinas yang posisinya di sebelah utara bangunan keraton. Rumah dinas bupati dan keraton memang masih satu lokasi.

Kesan sakral juga akan terasa ketika berada di dalam bangunan utama Keraton Sumenep yang tersambung dengan Pendapa Agung yang merupakan pusat kegiatan raja dan hingga sekarang dijadikan tempat acara kedinasan bupati, seperti menyambut tamu penting dan serah terima jabatan pemerintahan.

Biasanya, ketika ada tamu penting seperti pejabat setingkat menteri atau pun rombongan wisatawan asing, staf yang menjaga Keraton Sumenep membakar kemenyan. 

Selain pendapa agung, di kawasan Keraton Sumenep juga terdapat sejumlah bangunan lainnya yang merupakan peninggalan sejarah, dan saat ini menjadi museum daerah yang menyimpan sejumlah barang-barang peninggalan raja-raja Sumenep.

Bangunan lain dari Keraton Sumenep itu adalah "Taman Sare" yang merupakan tempat pemandian putri raja dan "Labang Mesem" yang merupakan pintu gerbang menuju keraton.

"Saat ini, semua bangunan yang berada di kawasan keraton menjadi obyek wisata unggulan bagi Sumenep," kata Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Sumenep, M. Nasir.

Ia menjelaskan, pihaknya menyediakan lima staf yang ditugaskan khusus untuk mendampingi pengunjung dan memberikan penjelasan secara rinci tentang Keraton Sumenep.

"Staf kami tersebut punya kemampuan berbahasa Inggris, karena pengunjung Keraton Sumenep tidak hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga wisatawan asing," ucapnya menuturkan.

Dari Jalan Sutomo, Keraton Sumenep terhalang oleh bangunan yang dibuat oleh pemerintah Belanda pada tahun 1931 dan sekarang menjadi kantor Disbudparpora.

Konon, bangunan tersebut berfungsi untuk melindungi Keraton Sumenep sekaligus mencegah orang umum (bukan kerabat raja) masuk dengan bebas ke keraton.

Museum

Peninggalan Kerajaan Madura

Saat ini, tiga bangunan yang merupakan bagian Keraton Sumenep menjadi museum. Satu bangunan berada di luar kawasan keraton dan dua berada di area dalam keraton.

Bangunan yang berada di luar keraton, dulu adalah garasi kereta kencana para raja. Di bangunan tersebut yang sekarang menjadi museum I itu menyimpan kereta kencana pemberian Kerajaan Inggris, kursi pertemuan, dan tempat tidur raja.


Kemudian, kantor "Koneng" yang merupakan bekas kantor raja dan bangunan menyerupai rumah tinggal yang konon menjadi tempat raja untuk menyepi (meditasi).

Saat ini, kantor "Koneng" menjadi museum II yang salah satu koleksinya adalah pakaian kebesaran raja Sumenep dan rumah yang berada di sebelah utara kantor "Koneng" menjadi museum III yang salah satu koleksinya adalah Al Quran tulisan tangan raja Sumenep, Sultan Abdurrahman.

"Kami terus berusaha merawat semua koleksi yang disimpan di museum yang merupakan benda peninggalan sejarah Sumenep, supaya bisa dilihat sepanjang masa," papar Nasir.

Beberapa waktu lalu, keberadaan koleksi museum III yang salah satunya adalah pakaian kebesaran raja Sumenep mendapat kritik dari Direktur Museum Direktorat Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Intan Mardiana.

Saat itu, Intan terkejut dengan tempat penyimpanan pakaian kebesaran raja Sumenep tersebut yang dinilainya kurang representatif, karena hanya dilipat dan diletakkan di lemari di ruangan yang agak lembab.

Mudah dan Murah
Peninggalan Kerajaan Madura

Keraton Sumenep berada di tengah Kota, tepatnya di Jalan Soetomo atau lebih mudahnya berada di sebelah timur Taman Adipura atau Taman Bunga.

Di sebelah barat Taman Bunga berdiri Masjid Agung Sumenep yang dibangun pada tahun 1779. Biasanya, pengunjung akan mengunjungi Keraton dan Masjid Agung secara bergiliran, karena jaraknya dekat, sekitar 200 meter.

Calon pengunjung Keraton Sumenep akan disarankan ke museum I lebih dulu. Harga tiket masuk ke Keraton Sumenep, sangat murah, hanya Rp1.000,00 bagi pengunjung dewasa dan Rp500,00 bagi anak-anak.

Saat itu, pengunjung dari luar daerah akan ditemui oleh staf Disbudparpora Sumenep yang siaga di museum I dan langsung akan mengantarkan sekaligus menjelaskan secara rinci bangunan-bangunan yang ada di kawasan keraton.

"Namun, ada pula pengunjung yang hanya ingin melihat-lihat kawasan keraton dan tidak minta penjelasan dari staf. Pengunjung yang hanya ingin melihat-lihat biasanya adalah rombongan siswa dari sekolah di Madura," kata Nasir.

Sementara pengunjung dewasa dari luar daerah, apalagi wisatawan asing, biasanya langsung meminta staf Disbudparpora menjelaskan semua hal yang terkait dengan Keraton Sumenep.

"Staf kami siap bertugas untuk melayani pengunjung Keraton Sumenep hingga malam hari. Ini sebagai antisipasi ada kunjungan pada malam hari," kata Nasir menambahkan.

Bagi calon pengunjung yang naik bus dari Surabaya-Sumenep (175 km timur laut) dan turun di Terminal Aryawiraraja, bisa langsung naik becak ke Keraton Sumenep atau ke Masjid Agung.

Sementara bagi calon pengunjung yang menggunakan mobil sendiri, silakan langsung ke pusat kota dan dipastikan tidak sulit untuk mencari Masjid Agung. Sumber

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Leave a Message In Here

Book Store


Masukkan Code ini K1-7Y291Y-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Archives

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP