Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Monday, October 25, 2010

"Ritual Adat Seblang" Ungkapan Syukur Warga Banyuwangi

Banyuwangi - Beragam cara dilakukan warga masyarakat dalam mengungkapkan rasa syukur kepada "Sang Pencipta Alam Semesta" agar diri maupun lingkungannya senantiasa diberikan limpahan rejeki dan dijauhkan dari berbagai mara bahaya.

Seperti ungkapan warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa, dengan menggelar ritual unik yang lebih dikenal dengan Adat Seblang selama tujuh hari ke depan.

Acara ritual yang syarat dengan nuansa magis itu merupakan tradisi turun temurun warga desa setempat untuk kegiatan bersih desa sebagai lambang ungkapan rasa syukur kepada Tuhan karena telah diberi limpahan rejeki dan keselamatan.

Pagelaran ritual adat Seblang dimulai tiap tengah hari dan berakhir menjelang waktu shalat Magrib tiba.

Sedang prosesi ritual upacara adat Seblang diawali dengan ider bumi penari seblang oleh pawang dan warga keturunan penari Seblang yang dimaksudkan untuk mengusir roh jahat dari desanya dengan doa dan mantra yang dibacakan pawang Seblang. 

Tradisi Seblang sendiri hanya ada satu tahun sekali yang harus dilaksanakan warga desa setempat karena jika tidak, diyakini warga desa setempat akan mendapatkan berbagai macam marabahaya yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.

Guna mendapatkan seorang penari Seblang, tidaklah semudah membalik telapak tangan karena sang calon penari harus memiliki hubungan pertalian darah dengan mbah Tiyon, yaitu leluhur Seblang terdahulu.

Setelah melalui prosesi yang begitu rumitnya, pada tahun ini mbah Tiyon kembali mempercayakan kepada Suidah (14), gadis desa setempat yang duduk di bangku kelas satu sekolah menengah pertama (SMP).

Penunjukkan Suidah merupakan yang ketiga kalinya sejak gadis itu ditunjuk menjadi penari Seblang sejak masih duduk di bangku sekolah dasar tiga tahun yang lalu.

"Karena itu upacara kali ini merupakan tugas terakhir bagi dia (Suidah) sebagai penari Seblang," ungkap Ketua Seblang Olehsari 2010, Dista Andian. 

Menurut Dista Andian, didaulat menjadi penari Seblang merupakan kebanggaan tersendiri bagi yang bersangkutan karena selain harus memiliki hubungan pertalian darah dengan sang leluhur Seblang, sang calon penari juga harus mampu menunjukkan kesuciannya sebagai seorang gadis.

Sang penari Seblang, Suidah, mengaku senang bisa mendapat kepercayaan dari leluhur mereka yang merupakan generasi pendahulu ritual Seblang tersebut.

"Senang saja menjadi penari Seblang yang ketiga kalinya pada tahun ini,"ucap Suidah.

Menurutnya, menjadi penari Seblang tidaklah serumit seperti penari pada umumnya yang sebelum tampil harus menguasai ketrampilan menari terlebih dahulu. Namun menjadi penari Seblang, dirinya tidak bedanya dengan lakon dalam pewayangan karena yang mengendalikan seluruhnya sang pawang yang terlebih dahulu melakukan hubungan metafisis dengan leluhur Seblang. 


Pagelaran ritual Seblang diawali dengan masuknya sang penari di pelataran desa setempat. Prosesi dimulai setelah Seblang tua memasang omprok kepada penari Seblang muda yang dilanjutkan dengan pembacaan mantra oleh sang pawang untuk mendatangkan roh Seblang. Sumber

Selama mengikuti prosesi itu, mata penari Seblang harus dalam kondisi tertutup rapat hingga masuknya roh halus Seblang yang ditandai dengan ketidaksadaran sang penari tersebut.

Karena itu selama menari dibawah kesadarannya, penari Seblang akan dipandu oleh para Seblang tua dengan iringan gending gending asli Seblang Banyuwangen. Dan gending maupun gamelan seblang itu juga dilantunkan dan dimainkan oleh perempuan dan para lelaki dewasa yang memiliki darah keturunan Seblang.

Selama pagelaran berlangsung, para penonton biasanya berebut "Kembang Dermo" atau bunga sesaji yang dibagikan penari Seblang. Bagi penonton yang ingin mendapatkan bunga tersebut diwajibkan memberi uang tebusan atau mahar.

Bagi warga desa swetempat kembang dermo diyakini memiliki manfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, memberi keselamatan dan jodoh. Sehingga tidak mengherankan jika bunga ini kemudian menjadi rebutan warga baik yang sudah tua maupun muda. 

Sesepuh Adat Seblang Desa Olehsari, Anshori, mengatakan tradisi turun menurun ini merupakan lambang ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan limpahan rezeki berupa hasil mpanen yang melimpah serta keselamatan.

"Bahkan warga juga meyakini jika Seblang ini tidak digelar warga desa akan mendapatkan musibah," ujar Anshori. 

Karena itu, kata Anshori, dalam situasi apapun ritual adat Seblang itu selalu digelar karena pernah ketika situasi tidak memungkinkan ritual Seblang ini digelar sudah banyak sesepuh desa yang diberi perlambang melalui mimpinya agar ritual tersebut tetap digelar jika warga Desa Olehsari ingin dijauhkan dari berbagai marabahaya.

Uniknya dalam pagelaran ritual adat Seblang ini, meski sang penari dalam posisi mata terpejam, namun sang Seblang tetap mampu menampilkan tarian tanpa ada kendala sedikitpun.

Tarian kemudian dilanjutkan dengan menari di atas meja seraya mengepal selendang yang akan dilempar ke penonton. Bagi penonton yang terkena lemparan selendang wajib naik di atas meja untuk menari bersama sang Seblang.

Salah seorang pengunjung, Ida Ayu Kadek Tirtawati, mengaku sangat terkagum melihat pementasan Ritual Adat Seblang tersebut. Selain sangat kental nuansa magis, namun tarian Seblang masih memiliki nilai jual untuk dikemas sebagai salah satu atraksi budaya Banyuwangi.

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Leave a Message In Here

Book Store


Masukkan Code ini K1-7Y291Y-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Archives

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP