Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Monday, October 25, 2010

Menilik Museum Kesehatan dr Adhyatma

Menilik Museum Kesehatan dr AdhyatmaSurabaya - Mengunjungi objek wisata baik menikmati keindahan alam maupun mengetahui nilai sejarah sebuah situs kerajaan sering dilakukan masyarakat pariwisata di Jawa Timur, mengingat jumlah objek wisata alam dan situs tersebut memang banyak tersebar di provinsi ini.

Namun, sudahkah kita menilik lebih dekat Museum Kesehatan dr Adhyatma MPH yang berada satu kompleks dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Badan Litbang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia di Jalan Indrapura Surabaya?

"Walau ada potensi lebih dari setiap koleksi yang dipajang di museum ini tetapi, sampai sekarang jarang ada kunjungan anak sekolah maupun orang dewasa. Masih sedikit wisatawan asing yang mengagendakan jadwal berliburnya ke sini," kata Kepala Museum Kesehatan dr Adhyatma MPH, Mubarokh.

Ketika memasuki pintu museum, jelas dia, para wisatawan akan mendapat suguhan aroma khas rumah sakit yang biasa tercium di rumah sakit umum, tetapi kadarnya di sana lebih pekat. Setelah sapaan hangat dari wewangian bangunan tua itu, para pengunjung dapat menyusuri sejarah penyembuhan penyakit yang tersaji dengan metode klenik dan modern.

"Lalu, pengunjung bisa melihat beragam foto dan dokumentasi yang berasal dari berbagai pelosok daerah di nusantara," ujarnya.

Saat melangkah lebih dalam, ia menceritakan, tampak sejumlah peralatan medis pada tempo dulu yang dipajang apik di beberapa lemari kaca.

"Ada alat pengukur kelainan mata, alat aborsi yang dilengkapi data tahun pembuatan, dan teknik penggunaannya," paparnya.

Dari sejumlah koleksi di sana, ia menyebutkan, benda yang banyak menarik perhatian pengunjung adalah alat rangsang seksual. 

Koleksinya berupa penis buatan lengkap dengan ekor kuda yang memiliki mitos meningkatkan gairah seksual pria maupun perangsang seksualitas perempuan dan adapula celana antipemerkosaan (celana gembok).

Selain itu, museum ini juga menyajikan peralatan pendukung aktivitas petugas kesehatan yang pernah dipakai menjelajah di daerah terpencil.

Kendaraan tersebut, ada sepeda kumbang buatan awal abad 20 dan sepeda motor buatan luar negeri bermerek Jawa yang pernah menyusuri jalanan di Kota Pahlawan, SUrabaya dan Kota Gudeg, Yogyakarta.

Sementara, saat tiba di sudut ruang medis tradisional terlihat berbagai alat yang dikenal sebagai alat santet. Adapula kurungan ayam yang dipercaya bisa menyembuhkan penyakit buta senja dan peralatan spa tradisional.

Minim Wisatawan
Koleksinya, ulas dia, berasal dari berbagai daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia. Penyajiannya terbagi dalam tiga bagian besar di antaranya budaya, sejarah dan ilmu pengetahuan. Museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan khusus.

"Untuk mempelajari beragam pengetahuan di sana, tiket masuknya tidak akan membebani pengeluaran wisatawan asing dan domestik atau cukup Rp1.500,00 per orang maka berbagai peninggalan sejarah kesehatan di Indonesia bisa dipelajari," tuturnya.

Menanggapi situasi tersebut, seorang pengunjung asal Surabaya, Maria Ulfa, mengaku tercengang tatkala menyaksikan dokumentasi pengambilan kanker mulut rahim dengan ilmu gaib yang diawetkan dan diletakkan di dalam toples berukuran sedang.

"Saya semakin kaget ketika mengetahui wujud jenglot yang tertata rapi di dalam lemari kaca. Dulu saya tidak percaya sosok jenglot pada masa kini masih ada, setelah saya datang ke museum ini ternyata benar-benar ada," ucapnya.

Di sisi lain, pengunjung asal Sidoarjo, Irma Dhani, menyayangkan, mengapa ragam koleksi yang potensial di museum ini belum mampu menarik banyak wisatawan baik domestik maupun asing.

"Padahal, di sini ratusan koleksi penambah wawasan di dunia medis dan ada warisan budaya nenek moyang seperti boneka pemanggil arwah jaelangkung dan nini towok," paparnya.

Terkait minimnya minat wisatawan ke Museum Kesehatan, Penasehat Surabaya Tourism Promotion Board (STPB), Yusak Anshori, mengemukakan, dipengaruhi beberapa faktor seperti kurangnya promosi dan akses untuk mengunjunginya.

"Memang, ada beberapa museum di Surabaya masih kurang akrab atau asing dengan calon pengunjung termasuk Museum Kesehatan. Padahal, wisata museum menjadi salah satu titik tekan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun ini seiring pencanangan Tahun Kunjungan Museum 2010," katanya.

Walau Jawa Timur termasuk satu dari 15 provinsi yang ikut berpartisipasi dalam program Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata itu, ia menilai, titik lemah kunjungan wisata museum, misalnya, akses masuk yang kurang sesuai, sehingga para wisatawan ikut dibingungkan saat hendak melihat sejumlah koleksinya.

"Di lain pihak, wisata belanja memiliki banyak peminat karena katalog barang yang ditawarkan di pusat perbelanjaan (mal) mudah didapatkan. Kalau wisata museum,justru minim promosi meskipun tiket masuknya terjangkau," katanya.

Untuk itu, ia menyarankan, pengelola museum ada pembicaraan lebih lanjut dengan pemerintah kota supaya wisatawan yang ingin berkunjung ke museum manapun dan kapan pun bisa lebih mudah.

"Permasalahan selanjutnya, terkait minimnya kunjungan ke museum kurangnya informasi yang disebarkan kepada masyarakat khususnya keberadaan museum bersangkutan," tuturnya.

Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur, Djoni Irianto membenarkan, kurangnya informasi dan akses mengakibatkan angka kunjungan ke museum di Indonesia tergolong rendah. 

Selain itu, mungkin pesona masa kini lebih menarik perhatian para wisatawan atau bisa saja ada objek wisata lain yang gencar berpromosi.

"Di samping itu, peranan sejarah dengan masa sekarang selalu berkaitan satu sama lain," katanya.

Ia menyarankan, minimnya promosi dan akses ke museum segera disikapi oleh pemerintah kota, sehingga angka kunjungan museum bisa ditingkatkan.

"Apabila Mei 2010 menjadi Tahun Kunjungan Museum seharusnya, momen tersebut benar-benar menjadikan museum sebagai tujuan berwisata artinya tidak hanya fokus mengembangkan wisata pemandangan alam dan seni budaya," ujarnya.


Menilik Museum Kesehatan dr Adhyatma
Situs Museum
Di lain pihak, masyarakat pecinta produk teknologi informasi pasti erat dengan pesona dunia maya yang menawarkan jutaan informasi dan hiburan. Kini, canggihnya sistem itu layak terpilih menjadi sarana mempromosikan museum seperti situs www.wisatamuseum.com.

"Ketika mengunjungi situs tersebut penggemar wisata tempo dulu dapat memenuhi hasratnya memperoleh informasi apa pun tentang museum," kata Manajer House of Sampoerna/HoS dan pencetus ide peluncuran situs museum, Ina Silas.

Sayangnya, imbuh dia, hingga kini baru tujuh profil museum yang mengisi situs yang diresmikan Sabtu (27/3) tersebut antara lain House of Danar Hadi Surakarta, House of Sampoerna Surabaya, Museum Bank Mandiri Jakarta, Museum Geologi Bandung, Museum Nasional Jakarta, Museum Sejarah Jakarta, dan Museum Perjuangan 10 November Surabaya.

"Kehadiran situs itu, dapat melengkapi Tahun Kunjung Museum 2010. Bahkan, seharusnya museum tidak hanya sebagai tempat pembelajaran tetapi sarana rekreasi keluarga," paparnya menjelaskan.

Ia berharap, situs tersebut menjadi referensi para wisatawan domestik maupun asing sebelum mendatangi museum secara fisik. Apalagi, secara nasional ada lebih dari 170 museum dan memiliki potensi daya tarik wisata.

"Untungnya, peluncuran situs tersebut didukung beberapa pemangku kepentingan dalam menyiapkan berbagai agenda kegiatan museum lain. Salah satunya, pembuatan Surabaya 'Heritage Map' dan museum tur," katanya.

Mengenai keberadaan museum, lanjut dia, sangat penting pada kehidupan mendatang. Di sisi lain, sejarah kehidupan tidak akan lengkap kalau hanya dibaca dari kumpulan kertas dan dokumentasi yang dibukukan.

"Generasi muda mempunyai hak untuk meraba sejarah dari benda peninggalan yang ada," ujarnya mengingatkan. Sumber

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Leave a Message In Here

Book Store


Masukkan Code ini K1-7Y291Y-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Archives

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP