Gabung dan hasilkan uang dengan memasang iklan di kumpulblogger.com
Share |

Monday, October 25, 2010

Pernah Coba Lodo "Setan" Khas Tulungagung ?

Pernah Coba Lodo Tulungaggung - Lodo... Setiap orang yang mendengar nama ini pasti membayangkan masakan yang terdiri atas ayam dengan kuah dari buah kelapa (santan) yang kental.

Masakan lodo memang tidak asing bagi warga Jawa Timur, khususnya Kabupaten Tulungagung. Biasanya, setiap kali ada hajatan keluarga, maupun untuk lauk sendiri, lodo menjadi menu andalan.

Masakan lodo biasanya dibuat tanpa bumbu cabai. Namun, bagaimana jika sayur yang dibuat itu tidak memiliki rasa pedas, pasti kurang diminati. Nah, untuk memikat penggemar kuliner, ada lodo khas Tulungagung yang mampu membuat wajah orang merah padam, seperti usai melihat "setan".

Adalah Mbah Miatin, salah seorang penjual lodo ayam. Ia biasanya mangkal di Jalan Dr Sutomo, Tulungagung. Setiap hari, warung lodo yang dibukanya tidak pernah sepi dari pembeli. Bahkan, jika hari libur, warung itu penuh sesak dengan pembeli.

Lodo yang dimasak Mbah Miatin banyak diminati. Para pelanggannya ketagihan dengan sensasi pedas dari masakannya itu. Bukan lantaran dari masakan lodo yang sengaja dibuat tanpa bumbu cabai, melainkan dari sayur lodeh yang dibuat untuk melengkapi masakan tersebut.

"Saya sengaja membuat sayur dengan rasa pedas. Itu sudah menjadi ciri khas dari masakan yang saya jual," kata perempuan yang mengaku sudah berjualan sejak umur 14 tahun ini, Selasa.

Menurut perempuan yang tinggal di Kelurahan Tertek, Kecamatan Kota tersebut, sensasi pedas inilah yang paling banyak dicari pelanggannya. Campuran rasa antara gurihnya ayam kampung dengan pedasnya sayur lodeh cukup membuat lidah kelu.

Untuk membuat lodo itu, Mbah Miatin mengaku membutuhkan ayam kampung sekitar 25 ekor setiap hari untuk dimasaknya. Jumlah itu akan bertambah hingga 50 ekor memasuki hari libur. Ayam-ayam itu dimasak hingga lima jam, agar lebih empuk, sehingga mudah untuk dimakan.

Untuk bumbu masakan, Mbah Miatin tidak mempunyai resep khusus. Sama seperti memasak lodo pada umumnya, yaitu bawang putih, bawang merah, kemiri, kunyit, serta beberapa bumbu lainnya. Bumbu dan ayam-ayam tersebut dimasak dengan 25 butir kelapa, sebagai kuahnya.

Sementara itu, untuk sayur dibuat dari bahan yang ada di pasaran, di antaranya kacang panjang, nangka muda, biji kacang-kacangan, serta beberapa jenis bahan lainnya. Semua bahan masakan itu dicampur menjadi satu, dengan dominan rasa pedas dari cabai.

"Sekali membeli cabai biasanya hingga 0,5 kuintal. Bumbu cabai sebanyak itu hanya cukup untuk satu pekan saja," kata perempuan yang kini berusia 82 tahun ini.

Mbah Miatin sendiri mengaku tidak khawatir jika para pelangganya akan sakit perut usai makan nasi lodo yang dijualnya. Selama ini, ia mengaku tidak pernah menerima protes dari pelanggannya, karena masakan yang dibuatnya ada dua rasa.

Cara penyajian masakan ini juga cukup unik, dengan masih menggunakan alas daun pisang. Selain praktis, aroma daun pisang mampu menarik nafsu makan karena bau harumnya.

Harga satu bungkus lodo lengkap dengan nasi dan sayurnya hanya Rp5.000,00. Jika pelanggan menginginkan potongan lauk yang utuh, hanya menambah uang Rp2.000,00, sehingga satu bungkus hanya Rp7.000,00. Nilai yang cukup puas untuk nasi lodo "setan".

Hari, salah seorang pelanggan lodo Mbah Miati mengaku masakan ini cukup nikmat. Sensasi perpaduan antara gurihnya lodo dan pedasnya sayur sangat pas di lidah.

"Pedasnya luar biasa, sungguh nikmat," kata Hari yang mengaku jauh-jauh datang dari Kediri ini hanya untuk menikmati nasi lodo "setan" Mbah Miatin. Sumber

0 komentar:

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Followers

Leave a Message In Here

Book Store


Masukkan Code ini K1-7Y291Y-B
untuk berbelanja di KutuKutuBuku.com

Archives

  © Blogger template 'The Lake' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP